Kamis, 04 Maret 2010

pemurnian air seni

Bob Bagdigian, menjelaskan sistem pemurnian air untuk Stasiun Luar Angkasa Internasional di Pusat Ruang Angkasa Kennedy (13/11) lalu di Tanjung Canaveral Florida (MATT STROSHANE/GETTYIMAGES)



NASA telah bersiap untuk menggandakan jumlah astronot yang tinggal di Stasiun Luar Angkasa Internasional, oleh karenanya peluncuran pesawat ulang alik Endeavour (14/11) lalu, menjadi momen penting.

Ini adalah sebuah peralatan pemurnian air yang akan memproses air seni para awak pesawat untuk dikonsumsi bersama.


“Kami telah melakukan uji rasa air dengan mata tertutup,” kata Bob Bagdigian, pemimpin proyek Pusat Penerbangan Luar Angkasa untuk Sistem Penunjang Kehidupan dan Kendali Lingkungan NASA. “Tidak seorang pun merasa keberatan. Ini lebih baik daripada pusing mencicipi iodin, selain itu rasanya sesegar air yang lainnya.”


“Saya menyimpannya sedikit dalam lemari pendingin saya,” tambahnya. “Menurut saya rasanya biasa saja.”


Pengiriman peralatan daur ulang limbah air seharga 250 juta dollar AS adalah salah satu tujuan utama dari misi pesawat ulang alik NASA yang ke-124, yang diluncurkan pada pukul 7:55 p.m. EST (Eastern Standard Time / Waktu Standar Bagian Timur) (14/11) lalu, dari Pusat Ruang Angkasa Kennedy di Florida, AS.


Manager NASA memberitahukan bahwa pada pagi harinya mereka mengisi bahan bakar pesawat ulang alik untuk lepas landas, ini suatu pekerjaan yang membutuhkan waktu tiga jam untuk memompakan bahan bakar 500.000 gallon (1,9 juta liter) hidrogen cair dan oksigen cair ke dalam tangki pesawat ulang alik selama 8,5 menit untuk sampai ke orbit.


Sebagai tambahan selain daur ulang air, Endeavour membawa dua kamar tidur kecil, lemari es ke stasiun untuk yang pertama kalinya, peralatan latihan yang baru dan barangkali, yang terpenting bagi suatu pertumbuhan para awak ialah sebuah toilet kedua.


“Dengan enam orang dalam satu pesawat, Anda sangat membutuhkan sebuah tempat tinggal yang memiliki dua kamar mandi. Itu jauh lebih memudahkan dan lebih efisien,” kata astronot Endeavour Sandra Magnus, yang mengambil alih sebagai seorang insinyur penerbangan stasiun luar angkasa menggantikan Greg Chamitoff.


Chamitoff telah berada di dalam pos terdepan sejak penerbangan pesawat ulang alik yang terakhir pada Juni lalu.


NASA ingin memastikan sistem daur ulang airnya dapat bekerja dengan baik sebelum menambah tiga astronot lagi sebagai awak stasiun.


Persediaan Air Kurang


Penggunaan ulang air akan menjadi sesuatu yang sangat diperlukan saat NASA mengistirahatkan pesawat ulang aliknya, yang dapat menghasilkan air dari hasil sampingan sistem elektriknya. Daripada membuang air ke luar, NASA telah mentransfernya ke dalam stasiun luar angkasa.


Tetapi hari-hari pesawat ulang alik sudah diperhitungkan. Hanya 10 penerbangan yang tersisa, termasuk sebuah permintaan servis akhir pada Teleskop Luar Angkasa Hubble. NASA sedang mempersiapkan untuk mengakhiri misinya pada 2010, yang selanjutnya pesawat ruang angkasa Rusia, Soyuz, akan menjadi satu-satunya jalan untuk mengirim awak ke stasiun luar angkasa.


“Kita tidak dapat mengirimkan air setiap saat untuk enam awak,” kata direktur penerbangan luar angkasa Ron Spencer. “Daur ulang adalah suatu keharusan.”


NASA berharap dapat memroses sekitar enam gallon (23 liter) air setiap hari dengan peralatan yang baru. Tujuannya adalah untuk memperoleh kembali sekitar 92 persen air dari air seni para awak dan dari kelembaban yang ada di dalam udara.


Limbah air diproses menggunakan serangkaian teknik pemurnian yang panjang, termasuk proses penyulingan yang mengalami sedikit kesulitan apabila dalam pengaruh mikrogravitasi, penyaringan, oksidasi dan ionisasi.


Langkah akhir adalah penambahan iodin untuk mengontrol pertumbuhan mikroba, kata Bagdigian.


Peralatan tersebut diharapkan dapat memproses sehari penuh limbah air yang berharga tersebut dalam waktu kurang dari 24 jam.


“Air minum hari ini adalah yang terbuang kemarin,” kata Bagdigian.
Riantika is offline

Tidak ada komentar:

Posting Komentar