Tahun 1955, saat sang Sultan merancang kemajuan pembangunan negara pada lima tahun pertama kepemimpinannya, salah satunya ia menggagas pendirian masjid Sultan Omar Ali Saifuddin.
Pesona keindahan Masjid Sultan Omar Ali Saifuddin Brunei Darussalam sering didengar orang. Masjid yang berdiri di atas tanah seluas 5 Ha itu memiliki keindahan arsitektur paling menonjol, di tengah-tengah gedung lain di sekitarnya. Kemilaunya mendominasi gedung-gedung pencakar langit di ibukota Brunei Darussalam Masjid itu juga disebut-sebut sebagai salah satu masjid termegah di kawasan Asia Pasifik dan bahkan katanya, bangunannya merupakan bangunan terindah di dunia.
Ya, kemegahan masjid berarsitektur Itali itu sangat fantastik. Terlebih masjid berkubah emas 24 karat, berada persis di atas permukaan air danau buatan, bersebelahan dengan Sungai Brunei di Kampung Ayer, atau biasa dikenal dengan sebutan "Kampung Air", Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam. Sebuah jembatan dengan konstruksi yang kokoh terbentang siap mengantar para jamaah yang hendak mengunjungi masjid itu. Di samping itu, sejumlah perahu juga dipersiapkan bagi mereka yang hendak menuju masjid dengan menggunakan alat transportasi air di sekitar area bangunan masjid.
Tingginya menara masjid itu yang mencapai hingga ketinggian 52 meter, semakin menarik perhatian wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, untuk datang berkunjung. Bahkan pengunjung dapat menyaksikan pemandangan seluruh sudut kota Bandar Seri Begawan, melalui puncak ketinggian menara masjid itu.
Meski banyak dikunjungi oleh para wisatawan, kesakrakalan masjid ini sedemikian rupa tetap dijaga. Seperti halnya bila ada perempuan yang berpakaian agak terbuka, baik itu muslim maupun non-muslim, yang mau masuk ke dalam masjid itu, mereka diwajibkan untuk menutupi aurat mereka dengan mengenakan pakaian jubah berwarna hitam.
Masjid yang dibangun pada tahun 1958 dengan menghabiskan dana sebesar $ 5 juta itu adalah simbol kejayaan dan kemodernan Islam warga Brunei. Pemilihan nama masjid diambil dari nama sultan Brunei Darussalam yang ke-28, yakni Sultan Omar Ali Saifuddin III, yang dinobatkan sebagai sultan pada tahun 1950.
Tahun 1955, saat sang Sultan merancang kemajuan pembangunan negara pada lima tahun pertama kepemimpinannya, salah satunya ia menggagas pendirian masjid Sultan Omar Ali Saifuddin. Tepat pada tahun 1958 masjid tersebut selesai dibangun dan mulai digunakan untuk umum. Selain sebagai sarana tempat beribadah, masjid tersebut difungsikan untuk acara-acara resmi kenegaraan. Belakangan masjid megah ini juga difungsikan sebagai salah satu obyek wisata yang menarik untuk dikunjungi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar