Sabtu, 20 Februari 2010

nazi dan naskah proklamasi

Tahukah anda, bahwa secara tidak langsung, Nazi Jerman mempunyai "peranan" terhadap jalannya Proklamasi Kemerdekaan? Dengan cara yang unik, mesin ketik yang biasa dipakai oleh awak Kriegsmarine (Angkatan Laut) Jerman pada waktu itu, menjadi factor penting dalam hal penulisan naskah Proklamasi Kemerdekaan bangsa kita tercinta! Fakta menarik lainnya adalah betapa miripnya naskah Proklamasi Kemerdekaan ini dengan dokumen asli yang diperuntukkan pada awak U-boat yang bermarkas di Jakarta!

Kisah nyata ini berawal pada malam tanggal 16 Agustus 1945, bertempat di rumah Laksamana Muda Kekaisaran Jepang, Maeda (Minoru) Tadashi.

Sebuah draft baru saja disiapkan beberapa jam sebelumnya oleh Soekarno, Hatta, dan Soebardjo, yang dikerjakan di rumah Laksamana baik hati tersebut, di jalan Miyako-Doori 1, Jakarta. Maeda sendiri telah pulas tertidur di loteng rumahnya. Sebelumnya dia telah mengambil resiko dengan menyatakan persetujuannya terhadap ide kemerdekaan Indonesia, dan bahkan meminjamkan rumahnya sebagai tempat penyusunan Deklarasi Kemerdekaan.

Naskah tersebut rencananya akan ditandatangani oleh 27 orang anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), yang sekaligus melambangkan keberagaman Negara Indonesia. Selain itu, hal tersebut juga terinspirasi pada semangat dari Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat. Tapi kemudian, rencana tersebut mendapatkan tentangan dari sejumlah aktivis muda, yang memandang bahwa Panitia yang dibentuk oleh Jepang itu terlalu Jepang-Sentris dan tidak mempunyai kekuatan untuk mandiri. Kekuatan Jepang yang merosot tajam di kancah Perang Asia akan memunculkan isu kredibilitas yang akan menghambat usaha pengakuan dari negara-negara lain bila kemudian Deklarasi tersebut selesai dibuat. Para aktivis muda tersebut melangkah lebih jauh lagi dengan menuntut supaya merekalah berenam yang akan menandatangani naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia! Akhirnya setelah debat yang panas, tercapai kompromi di antara kedua belah pihak yang berselisih, bahwa yang akan menandatangani naskah Proklamasi adalah Soekarno dan Hatta berdua saja, dengan sebelumnya mencantumkan "atas nama bangsa Indonesia".


Tapi kemudian masalah yang tak terduga sebelumnya terjadi. Mesin ketik Jepang yang berada di rumah sang Laksamana tidak mempunyai huruf latin di dalamnya dan hanya huruf kanji! Untungnya, salah seorang dari mereka mengetahui dimana bisa didapat mesin ketik yang diinginkan pada malam yang selarut itu. Beberapa orang yang hadir segera bergegas pergi menggunakan jip kepunyaan Maeda, Satsuki Mishima, untuk "meminjam" mesin ketik kepunyaan kantor perwakilan Angkatan Laut Jerman (Kriegsmarine) di Indonesia, Korvettenkapitän Dr. Kandeler. Sajuti Melik kemudian mengetikkan naskah yang super bersejarah ini untuk kemudian, keesokan harinya, naskah Proklamasi Kemerdekaan dibacakan oleh Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1945.

Saat ini, mesin ketik kepunyaan Kriegsmarine yang digunakan untuk mengetik naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia telah "disemayamkan" di bangunan yang sama tempat dulu naskah tersebut didiktekan, yaitu di Museum Perumusan Naskah Proklamasi di jalan Imam Bonjol No.1, Menteng, Jakarta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar